Tuesday, September 27, 2011

Aku Merindukanmu Sayang...

Sudahkah anda malam ini mengucapkan dengan tulus kepada pasangan anda, "Aku merindukanmu sayang" Lantas apa yang anda rasakan? Berbaurnya rasa cinta dan tanggung jawab yang menyatu dalam kebahagiaan. Sebagai suami merawat istri yang sedangkan sakit, apa yang anda rasakan? Air mata menetes karena bercampur aduknya perasaan cinta dan tanggung jawab. Anda bekerja memenuhi kebutuhan istri dan anak-anak ataupun juga istri yang bekerja keras juga untuk membantu kebutuhan keluarga adalah wujud cinta dan rasa tanggung jawab. Jika kehidupan rumah tangga hanya dilihat dari tumpukan beban maka anda akan merasa letih sehingga menyentuh titik nadir rasa sakit dan penderitaan. Itulah sebabnya Allah menekankan sisi keindahan pada pernikahan. "Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya adalah Dia Dia jadikan bagimu pasangan dari golongan kamu sendiri agar kamu merasa tenang dan Dia jadikan diantara kamu rasa cinta dan kasih sayang." (QS. ar-Rum : 21).

Sisi keindahan akan lahir dari sebuah tanggung jawab, tumbuh dan berkembang jika kita senantiasa menyirami dan memupuknya. Ucapan anda untuk istri yang tercinta, "Aku merindukanmu sayang.." adalah sisi keindahan yang terlahir dari tanggung jawab yang tidak pernah membosankan dan meletihkan jika anda sampaikan dengan ketulusan dan penghormatan. Istripun merasa ditengah letih dan lelahnya seharian bekerja merasa adanya perhatian dan kasih sayang dari suami yang dicintainya, dengan harap-harap cemas dengan kerinduan yang tiada tara, dirinya merasakan anda sebagai suami sedang mempersiapkan sesuatu yang istimewa. Dirinya merasa begitu sangat spesial dan hati anda yang merindukannya akan menyentuhnya dengan kelembutan.

Maka berbahagialah! Anda akan disambut oleh istri yang anda cintai karena dia yakin bahwa anda mencintainya dan tanggungjawab anda sebagai seorang suami yang anda tunaikan adalah untuk membahagiakan dirinya dan anak-anak maka dia akan mematuhi apapun jika anda memerintahkan kebaikan untuk kehidupan keluarga karena istri percaya bahwa anda bekerja keras diluar rumah demi keluarga dan istripun dengan penuh cinta dan kasih sayang menjaga amanah keluarga. Tatapan anda di malam hari ini penuh kelembutan dan istripun juga menatap mata anda dengan penuh kelembutan, terucap kata-kata mesra, "Aku merindukanmu sayang.." Istri menjadi tersipu malu mendengarnya, maka Allah memandang anda dan istri anda dengan pandangan penuh rahmat. Disinilah kebahagiaan dan ketenteraman keluarga berada.

"Apabila seorang suami memandang istrinya dengan kasih sayang & istrinyapun memandang dengan kasih sayang maka Allah memandang keduanya dengan pandangan kasih sayang. Bila suami memegang telapak tangan istrinya maka dosa-d0sa keduanya berguguran dari celah jari tangan keduanyanya." (HR. Rafi'i)

 ~M. Agus Syafii

Friday, September 23, 2011

Kemalasan & Biasiswa JPA>>>

salam pagi jumaat.. moga dipenuhi berkah dan rahmat Allah..

Ya Allah, ampuni dosa ak.. sejak 2 menjak ni ana biarkan kemalasan menguasai diri.. aduh, sakit tenat la ana mcm ni... kerja assigment bertangguh.. macam mana ni?? I really need someone who can motivating me to choose the right path in order to success as a caliph, daughter and woman..( ayat skema la plak, huhu). tp betul.. ak tak mahu lalai atau lagha dengan keduniaan ni...

so Adagreenrose, the first step that you can use to be success is remember Allah always, your mother and family, why you came here (Dungun), what your aimed for this semester? hehe.. bukan nk poyo tulis omputih, tp at least boleh blajo secara tak lansung BI ni...  ak nk belajar, ak nak berjaya, datang sini terpaksa susahkan keluarga hantar dan bg duit untuk belajar ni... belajar penting untuk dunia dan akhirat Adagreenrose.. BELAJAR SELAGI ADA PELUANG, ramai yang nak belajar tapi tak berkemampuan dari segi kewangan (termasuklah ak).. Syukur alhamdulillah ak masih ada kakak2 yang boleh support sikit2..

Hari ni sepatutnya dah boleh semak keputusan permohonan biasiswa JPA.. harap sangat2 ana dapat lagi tajaan JPA utk peringkat ijazah ni.. Amin.. takut nak check.. rasanya tak keluar lg..

Sunday, September 18, 2011

Demi Ukhwah ini>

Ku tahu amat sukar bagiku
Untuk melepaskan kasih  seorang teman
Bukan kerana aku tak sayangkan dia,
Bukan kerana nak leraikan ukhuwah yang tercipta,
Jauh sekali membencinya.

Benarlah,
ukhuwah ini tak bisa dibeli dengan wang berjuta,
Benarlah,
Ukhuwah ini dijalin dengan cinta nan indah,

Cinta berpaksikan kepada yg Maha Esa

Selagi nafas masih berdesah,
Selagi jasad masih terpasak,
Selagi itulah diri ini tegak menapak,
Untukmu duhai teman,
Meski nanti jasad tak bertemu jasad,
tapi hati tetap berpadu atas nama ukhuwah fillah
Bersama menuju redha yang Esa

Tapi,ku kuatkn hati jua,
semua ini demi ukhuwah
Ukhuwah yang harus ditegakkan kembali
Demi temanku ini,demi sahabatnya di sana
Ku rela berkorban,
Demimu ALLAH,demimu teman
Ketahuilah temanku tersayang,
ketika ketiadaanku,ALLAH ada untuk menemanimu,
Ketika ketandusan kekuatan,ALLAH ada dekat denganmu,
walau apa jua yang dihadapi,jadikan ALLAHyang segalanya,
Sesungguhnya,ku amat menyayangimu kerana ALLAH

Ketahuilah teman,sahabatmu di sana juga amat menyayangimu..
Justeru,ku harap dirimu menerima salam ukhuwah dari sahabatmu itu
Sahabatku jua..
Demi ukhuwah bersama..

~Bisikan Hati Ku~

Segenap hati ini berbicara,
betapa aku sygkanmu fillah,
merenung jauh hati yang gelisah,
adakah aku shbt yang layak digelar shbt utkmu?
meronta hatiku..bimbang aku melukaimu..
 
aku berserah padaMu tuhanku
hanya padaMu aku ungkapkan,
dalam setiap bait doaku,
meski tak diketahui dirinya,

kerana kuyakin Kau ada utkku meluahkan segalanya dihatiku..

Ya ALLAH,

terbongkar rahsia antara aku denganMu,

aku melafazkan saat dia membaca tulisanku ini,
dengan saksi daripadaMu,
aku amat sayangkannya keranaMu,
yang kuharap redhaMu dalam ukhuwah ini,
yang kupinta rahmatmu dalam kemesraan ini,
seiring dengan amanah yang kau beri untukku,
shbtku ini tak pernah sekali aku melupainya,
jauh sekali utk aku meninggalkannya



aku yang bersalah,x pandai hargai apa yang kau beri,
x tahu meluahkan dengan sepenuh hatiku dengan lisan,
Ya ALLAH,
kau penyatu hati kami..
sampaikan padanya,bahawa dia sebenarnya yang telah mencuri hatiku..
 
 

mOoD dAn WaRnA>>

Adakah “mood” anda selalu berubah-ubah? Mungkin ini disebabkan warna baju yang anda pakai! Tanpa kita sedar, warna boleh mempengaruhi perasaan kita sama ada secara fizikal atau mental. Ini penting untuk diingati, terutamanya bila anda ingin menghidupkan “mood” yang tertentu.


Biru menandakan rasa damai, tenang, stabil, penuh harmoni, perpaduan, kepercayaan, kebenaran, keyakinan, sifat konservatif, keselamatan, kebersihan, keadaan teratur, kesetiaan, langit, air, kesejukan, teknologi dan rasa murung. Biru dianggap warna untuk bisnes kerana ia mencerminkan sifat boleh dipercayai.


Hitam mewakili kuasa, seksualiti, keanggunan, sifat rasmi, kecanggihan, kekayaan, misteri, rasa takut, kesedihan, fikiran yang dalam, gaya, kejahatan, penyesalan, kemarahan, kematian dan keadaan berkabung. Ia juga warna teknikal yang baik.


Hijau merupakan salah satu warna yang paling digemari. Ia mewakili alam semulajadi, persekitaran, kesihatan, tuah, masa muda, pembaharuan, semangat, musim bunga, kemurahan hati, kesuburan, rasa cemburu, kurang pengalaman, rasa dengki dan nasib kurang baik.


Jingga adalah campuran kuning dan merah. Jingga dianggap warna hangat tapi lebih sejuk dari merah. Jingga menunjukkan tenaga. Ia mempunyai sifat berkilau, jadi ia sering digunakan untuk menarik perhatian, contohnya di papan tanda keselamatan.


Ungu menandakan warna diraja, kerohanian, martabat yang tinggi, misteri, pertukaran, kearifan, kesedaran, kekejaman, keangkuhan, dan keadaan berkabung. Ungu dianggap warna luar biasa.


Merah merupakan warna paling hangat dan bertenaga di dalam spektrum. Kita mengaitkan merah dengan cinta, Hari Kekasih, bahaya, sifat berahi, kelajuan, kekuatan, keganasan, kemarahan, tanda-tanda kecemasan dan darah.


Putih mewakili rasa hormat, kesucian, kebersihan, keamanan, rasa rendah diri, sifat ringkas, kemurnian, masa muda, kelahiran, musim sejuk, salji, kebaikan, kemandulan dan perkahwinan.


Kuning mewakili kegembiraan, kebahagiaan, sifat optimis dan idealis, imaginasi, harapan, cahaya matahari, musim panas, emas, falsafah, sifat tidak jujur dan pengecut, rasa cemburu, keinginan, penipuan, penyakit, bahaya, semangat dan ilham.

Rahsia Tahi Lalat

Sesungguhnya khadak dan khadar manusia adalah ketentuan dari
Allah...
Berusahalah untuk mencapai yang terbaik dari Nya. Hanya usaha dan
tawakkal kepada Allah sahaja yang membawa kita kepada kehidupan yang
terbaik.
Jauhilah diri dari percaya kepada perkara yang kharut marut. Itu
semua
sekadar kebetulan. YAKINLAH ... ALLAH MAHA BERKUASA DARI
SEGALA-GALA
MAKHLUK YANG LAIN.

Jadilah Hamba ALLAH yang sentiasa beriman dan bersabar menempuh
dugaan.

Insya Allah...

Firasat Tahi Lalat :

Di kepala sebelah kanan - terkabul cita-citanya
Di kepala sebelah kiri - sering menemui kesusahan
Ubun-ubun - kurang jujur
Pusar - cerdas,tangkas dan tekun
Di Kening kanan - cergas dan cekap
Di kening kiri - cergas dan sopan santun
Sudut mata kanan luar - baik budi, ramai yang cinta
Sudut mata kanan dalam - disayangi suami atau isteri
Biji mata kanan - suka serong dan pembohong
Biji mata kiri - pembohong tapi baik hati
Di alis kanan - baik hati, suka menolong
Di alis kiri - ramai yang suka
Di pipi kanan - ramai teman
Di tengah-tengah pipi kanan - ramai yang suka
Di tengah-tengah pipi kiri - ramai kawan
Pada hidung - banyak rezeki
Pada batang hidung - banyak dicintai orang dan dapat
menjadi kaya
Bibir atas kanan - banyak rezeki dan pandai
Bibir atas kiri - ramai kawan, baik hati
Bibir bawah kanan - disegani orang, ramai yang suka
Bibir bawah kiri - pandai bicara, tak mudah kalah
Hujung mulut kanan - kecil rezeki, tak mudah kalah
Hujung mulut kiri - suka berpoya-poya
Dagu bawah kanan - jujur dan baik hati
Dagu bawah kiri - bijaksana, berbudi luhur
Leher kanan - cerdas, jujur, berani menderita
Leher kiri - cerdas dlm segala hal dan banyak
pengetahuan
Leher ditengah - tercapai apa yang dicita
Di bahu kanan - cermat dlm mengambil keputusan dan
banyak tanggungan
Di bahu kiri - suka kerja keras, banyak tangungjawab
Di dada kanan - dapat mengatasi masalah
Di dada kiri - berani, jujur dan sabar
Tetek kanan - baik hati, pendiam dan simpan rahsia
Tetek kiri - ramai kawan, setia pada suami atau isteri
Di punggung kanan - pendiam, simpan rahsia
Di punggung kiri - lambat, kurang agresif
Di perut bawah kanan - banyak rezeki, suka memberi maaf
Di perut bawah kiri - baik hati, tenang hidupnya
Pinggang kanan - sayang pada isteri atau suami
Pinggang kiri - disayangi oleh isteri atau suami
Di jari telapak tangan kanan - banyak rezeki tapi boros
Di jari telapak tangan kiri - banyak rezeki, menyimpan
Lengan kanan - setia dan taat pada atasan
Lengan kiri - menepati janji dan suka kerja
Siku tangan kanan - kuat hendak memiliki kekayaan
Siku tangan kiri - baik hati, suka menolong
Ketiak kanan - menyimpan rahsia
Ketiak kiri - jujur, banyak yang cinta
Pergelangan tangan kanan - boros, suka bersukaria
Pergelangan tangan kiri - dapat berpangkat
Pangkal peha kanan - kemahuan kuat
Pangkal peha kiri - suka kerja apa saja
Kemaluan kanan atau kiri - baik, suka senggama (bersetubuh)
Di kepala kemaluan - bakal beristeri dua
Betis kanan - suka berpoya, boros
Betis kiri - tidak suka menganggur
Tumit kanan - jujur, banyak kawan
Tumit kiri - baik budi
Di telapak kaki kanan - tidak mudah mengeluh
Di telapak kaki kiri - baik budi pekertinya
Lutut kanan - bersifat tidak peduli, tidak mahu berusaha
Lutut kiri - kurang berusaha

Moral :
Jagalah Kebersihan diri...
Jangan Kasi Lalat Berak (^_^)

Saturday, September 17, 2011

Diam lebih baik

Ketika kita sedang dilanda kemarahan, janganlah hati kita mencipta jarak. Lebih – lebih lagi mengucapkan kata-kata yang mendatangkan jarak hati diantara kita. Mungkin di saat seperti itu, diam mungkin merupakan cara yang bijaksana. Kerana waktu akan membantu kita.

Banyakkan Istighfar

....sabda rasullullah SAW:"Barang siapa memperbanyak istighfar,maka ALLAH SWT akan mghapuskan segala kedukaannya, menyelesaikan segala masalahnya dan mberinya rezeki dari arah yg tdak dsangka".(hadis rwayat ahmad,abu daud,an-nasai,ibnu majah dan al-hakim)....

"All the praises and thanks be to Allah, the Lord of the 'Âlamîn (mankind, jinn and all that exists)." [The Qur'an 1:2]

Mana Mak?


wahai kawan2 ..pnjam kn beberape minit 4 read this article
w'pun nie 'copy n paste' tp amat3 bermakna ....

"Mana Mak?'

Jam 6.30 petang.

Mak berdiri di depan pintu. Wajah Mak kelihatan resah. Mak tunggu adik bungsu balik dari sekolah agama.

Ayah baru balik dari sawah.

Ayah tanya Mak, “Along mana?’

Mak jawab, “Ada di dapur tolong siapkan makan.”

Ayah tanya Mak lagi,” Angah mana?”

Mak jawab, “Angah mandi, baru balik main bola.”

Ayah tanya Mak, “Ateh mana?”

Mak jawab, “Ateh, Kak Cik tengok tv dengan Alang di dalam?”

Ayah tanya lagi, “Adik dah balik?”

Mak jawab, “Belum. Patutnya dah balik. Basikal adik rosak kot. Kejap lagi kalau tak balik juga jom kita pergi cari Adik.”

Mak jawab soalan ayah penuh yakin. Tiap-tiap hari ayah tanya soalan yang sama. Mak jawab penuh perhatian. Mak ambil berat di mana anak-anak Mak dan bagaimana keadaan anak-anak Mak setiap masa dan setiap ketika.

Dua puluh tahun kemudian

Jam 6.30 petang

Ayah balik ke rumah. Baju ayah basah. Hujan turun sejak tengahari.

Ayah tanya Along, “Mana Mak?”

Along sedang membelek-belek baju barunya. Along jawab, “Tak tahu.”

Ayah tanya Angah, “Mana Mak?”

Angah menonton tv. Angah jawab, “Mana Angah tahu.”

Ayah tanya Ateh, “Mana Mak?”

Ayah menunggu lama jawapan dari Ateh yang asyik membaca majalah.

Ayah tanya Ateh lagi, "Mana Mak?"

Ateh menjawab, “Entah.”

Ateh terus membaca majalah tanpa menoleh kepada Ayah.

Ayah tanya Alang, “Mana Mak?”

Alang tidak jawab. Alang hanya mengoncang bahu tanda tidak tahu.

Ayah tidak mahu tanya Kak Cik dan Adik yang sedang melayan facebook. Ayah tahu yang Ayah tidak akan dapat jawapan yang ayah mahu.

Tidak ada siapa tahu di mana Mak. Tidak ada siapa merasa ingin tahu di mana Mak. Mata dan hati anak-anak Mak tidak pada Mak. Hanya mata dan hati Ayah yang mencari-cari di mana Mak.

Tidak ada anak-anak Mak yang tahu setiap kali ayah bertanya, "Mana Mak?"

Tiba-tiba adik bungsu bersuara, “Mak ni dah senja-senja pun merayap lagi. Tak reti nak balik!!”

Tersentap hati Ayah mendengar kata-kata Adik.

Dulu anak-anak Mak akan berlari mendakap Mak apabila balik dari sekolah. Mereka akan tanya "Mana Mak?" apabila Mak tidak menunggu mereka di depan pintu.

Mereka akan tanya, "Mana Mak." Apabila dapat nombor 1 atau kaki melecet main bola di padang sekolah. Mak resah apabila anak-anak Mak lambat balik. Mak mahu tahu di mana semua anak-anaknya berada setiap waktu dan setiap ketika.

Sekarang anak-anak sudah besar. Sudah lama anak-anak Mak tidak bertanya 'Mana Mak?"

Semakin anak-anak Mak besar, soalan "Mana Mak?" semakin hilang dari bibir anak-anak Mak .

Ayah berdiri di depan pintu menunggu Mak. Ayah resah menunggu Mak kerana sudah senja sebegini Mak masih belum balik. Ayah risau kerana sejak akhir-akhir ini Mak selalu mengadu sakit lutut.

Dari jauh kelihatan sosok Mak berjalan memakai payung yang sudah uzur. Besi-besi payung tercacak keluar dari kainnya. Hujan masih belum berhenti. Mak menjinjit dua bungkusan plastik. Sudah kebiasaan bagi Mak, Mak akan bawa sesuatu untuk anak-anak Mak apabila pulang dari berjalan.

Sampai di halaman rumah Mak berhenti di depan deretan kereta anak-anak Mak. Mak buangkan daun-daun yang mengotori kereta anak-anak Mak. Mak usap bahagian depan kereta Ateh perlahan-lahan. Mak rasakan seperti mengusap kepala Ateh waktu Ateh kecil. Mak senyum. Kedua bibir Mak diketap repat. Senyum tertahan, hanya Ayah yang faham. Sekarang Mak tidak dapat lagi merasa mengusap kepala anak-anak seperti masa anak-anak Mak kecil dulu. Mereka sudah besar. Mak takut anak Mak akan menepis tangan Mak kalau Mak lakukannya.

Lima buah kereta milik anak-anak Mak berdiri megah. Kereta Ateh paling gah. Mak tidak tahu pun apa kehebatan kereta Ateh itu. Mak cuma suka warnanya. Kereta warna merah bata, warna kesukaan Mak. Mak belum merasa naik kereta anak Mak yang ini.

Baju mak basah kena hujan. Ayah tutupkan payung mak. Mak bagi salam. Salam Mak tidak berjawab. Terketar-ketar lutut Mak melangkah anak tangga. Ayah pimpin Mak masuk ke rumah. Lutut Mak sakit lagi.

Mak letakkan bungkusan di atas meja. Sebungkus rebung dan sebungkus kueh koci pemberian Mak Uda untuk anak-anak Mak. Mak Uda tahu anak-anak Mak suka makan kueh koci dan Mak malu untuk meminta untuk bawa balik. Namun raut wajah Mak sudah cukup membuat Mak Uda faham.

Semasa menerima bungkusan kueh koci dari Mak Uda tadi, Mak sempat berkata kepada Mak Uda, "Wah berebutlah budak-budak tu nanti nampak kueh koci kamu ni."

Sekurang-kurangnya itulah bayangan Mak. Mak bayangkan anak-anak Mak sedang gembira menikmati kueh koci sebagimana masa anak-anak Mak kecil dulu. Mereka berebut dan Mak jadi hakim pembuat keputusan muktamat. Sering kali Mak akan beri bahagian Mak supaya anak-anak Mak puas makan. Bayangan itu sering singgah di kepala Mak.

Ayah suruh Mak tukar baju yang basah itu. Mak akur.

Selepas Mak tukar baju, Ayah iring Mak ke dapur. Mak ajak anak-anak Mak makan kueh koci. Tidak seorang pun yang menoleh kepada Mak. Mata dan hati anak-anak Mak sudah bukan pada Mak lagi.

Mak hanya tunduk, akur dengan keadaan.

Ayah tahu Mak sudah tidak boleh mengharapkan anak-anak melompat-lompat gembira dan berlari mendakapnya seperti dulu.

Ayah temankan Mak makan. Mak menyuap nasi perlahan-lahan, masih mengharapkan anak-anak Mak akan makan bersama. Setiap hari Mak berharap begitu. Hanya Ayah yang duduk bersama Mak di meja makan setiap malam.

Ayah tahu Mak penat sebab berjalan jauh. Siang tadi Mak pergi ke rumah Mak Uda di kampung seberang untuk mencari rebung. Mak hendak masak rebung masak lemak cili api dengan ikan masin kesukaan anak-anak Mak.

Ayah tanya Mak kenapa Mak tidak telepon suruh anak-anak jemput. Mak jawab, "Saya dah suruh Uda telepon budak-budak ni tadi. Tapi Uda kata semua tak berangkat."

Mak minta Mak Uda telepon anak-anak yang Mak tidak boleh berjalan balik sebab hujan. Lutut Mak akan sakit kalau sejuk. Ada sedikit harapan di hati Mak agar salah seorang anak Mak akan menjemput Mak dengan kereta. Mak teringin kalau Ateh yang datang menjemput Mak dengan kereta barunya. Tidak ada siapa yang datang jemput Mak.

Mak tahu anak-anak mak tidak sedar telepon berbunyi. Mak ingat kata-kata ayah, “Kita tak usah susahkan anak-anak. Selagi kita mampu kita buat saja sendiri apa-apa pun. Mereka ada kehidupan masing-masing. Tak payah sedih-sedih. Maafkan sajalah anak-anak kita. Tak apalah kalau tak merasa menaiki kereta mereka sekarang. Nanti kalau kita mati kita masih ada peluang merasa anak-anak mengangkat kita kat bahu mereka.”

Mak faham buah hati Mak semua sudah besar. Along dan Angah sudah beristeri. Ateh, Alang, Kak Cik dan Adik masing-masing sudah punya buah hati sendiri yang sudah mengambil tempat Mak di hati anak-anak Mak.

Pada suapan terakhir, setitik air mata Mak jatuh ke pinggan.

Kueh koci masih belum diusik oleh anak-anak Mak.

Beberapa tahun kemudian

Mak Uda tanya Along, Angah, Ateh, Alang, Kak Cik dan Adik, “Mana mak?”.

Hanya Adik yang jawab, “Mak dah tak ada.”

Along, Angah, Ateh, Alang, Kak Cik dan Adik tidak sempat melihat Mak waktu Mak sakit.

Kini Mak sudah berada di sisi Tuhannya bukan di sisi anak-anak Mak lagi.

Dalam isakan tangis, Along, Angah, Ateh, Alang, Kak Cik dan Adik menerpa kubur Mak. Hanya batu nisan yang berdiri terpacak. Batu nisan Mak tidak boleh bersuara. Batu nisan tidak ada tangan macam tangan Mak yang selalu memeluk erat anak-anaknya apabila anak-anak datang menerpa Mak semasa anak-anak Mak kecil dulu.

Mak pergi semasa Along, Angah, Ateh, Alang, Kak Cik dan Adik berada jauh di bandar. Kata Along, Angah, Ateh, Alang, Kak Cik dan Adik mereka tidak dengar handphone berbunyi semasa ayah telepon untuk beritahu mak sakit tenat.

Mak faham, mata dan telinga anak-anak Mak adalah untuk orang lain bukan untuk Mak.

Hati anak-anak Mak bukan milik Mak lagi. Hanya hati Mak yang tidak pernah diberikan kepada sesiapa, hanya untuk anak-anak Mak..

Mak tidak sempat merasa diangkat di atas bahu anak-anak Mak. Hanya bahu ayah yang sempat mengangkat jenazah Mak dalam hujan renyai.

Ayah sedih sebab tiada lagi suara Mak yang akan menjawab soalan Ayah,

"Mana Along?" , "Mana Angah?", "Mana Ateh?", "Mana Alang?", "Mana Kak Cik?" atau "Mana Adik?". Hanya Mak saja yang rajin menjawab soalan ayah itu dan jawapan Mak memang tidak pernah silap. Mak sentiasa yakin dengan jawapannya sebab mak ambil tahu di mana anak-anaknya berada pada setiap waktu dan setiap ketika. Anak-anak Mak sentiasa di hati Mak tetapi hati anak-anak Mak ada orang lain yang mengisinya.

Ayah sedih. Di tepi kubur Mak, Ayah bermonolog sendiri, "Mulai hari ini tidak perlu bertanya lagi kepada Along, Angah, Ateh, Alang, Kak Cik dan Adik , "Mana mak?" "

Kereta merah Ateh bergerak perlahan membawa Ayah pulang. Along, Angah, Alang dan Adik mengikut dari belakang. Hati ayah hancur teringat hajat Mak untuk naik kereta merah Ateh tidak kesampaian. Ayah terbayang kata-kata Mak malam itu, "Cantiknya kereta Ateh, kan Bang? Besok-besok Ateh bawalah kita jalan-jalan kat Kuala Lumpur tu. Saya akan buat kueh koci buat bekal."

"Ayah, ayah....bangun." Suara Ateh memanggil ayah. Ayah pengsan sewaktu turun dari kereta Ateh..

Terketar-ketar ayah bersuara, "Mana Mak?"

Ayah tidak mampu berhenti menanya soalan itu. Sudah 10 tahun Mak pergi namun soalan "Mana Mak?" masih sering keluar dari mulut Ayah sehingga ke akhir usia.

Sebuah cerita pendek buat tatapan anak-anak. Kata orang hidup seorang ibu waktu muda dilambung resah, apabila tua dilambung rasa. Kata Rasulullah saw. ibu 3 kali lebih utama dari ayah. Bayangkanlah berapa kali ibu lebih utama dari isteri, pekerjaan dan anak-anak sebenarnya. Solat sunat pun Allah suruh berhenti apabila ibu memanggil. Berapa kerapkah kita membiarkan deringan telepon panggilan dari ibu tanpa berjawab?

INGATLAH KERANA MATI ITU AKAN DATANG PADA BILA-BILA MASA



Beringatlah wahai saudaraku sekalian bahawa mati adalah sesuatu yang pasti akan datang kepada setiap insan termasuk makhluk lain.

Sabda Nabi Muhammad S.A.W ," Orang yang bijak adalah orang yang selalu mengingati mati".

Ramai manusia tertipu dengan keindahan dunia dan isinya yang bersifat sementara. Sejak Nabi Adam A.S sehingga kini, kesemuanya telah kembali kepada Allah S.W.T. Tidak kira kaya atau miskin, berpangkat atau tidak, semuanya telah kembali kepadaNya.

Mengingati mati bukan bermakna kita akan gagal di dunia tetapi dengan mengingati mati kita akan menjadi insan yang berjaya di dunia dan di akhirat.

Janganlah menunggu sehingga esok untuk membuat persediaan menghadapi kematian, kerana mati boleh datang pada bila-bila masa.

Bertaubatlah sebelum terlewat.

< reNunG-rEnUngKaN>


Ayat yang seringkali kita dengar dari orang yang mengaku Islam di dalam dirinya:
1. "Hati kami baik walaupun kami tak tutup aurat."
2. "Orang yang solat belum tentu baik."
3. "Orang berpuasa belum tentu sembahyang."
4. "Wanita yang tutup aurat belum tentu baik."

Jawapannya adalah:
1. Adakah hati itu baik dan sihat jika melanggar perintah Allah s.w.t?
2. Orang yang baik tentu akan solat.
3. Orang yang solat sudah tentu berpuasa.
4. Wanita yang baik sudah tentu tutup aurat.